Jumat, 21 Oktober 2011

Syihab di Ramadhan Kemaren

Kalau Saif sudah bisa dibilang sanggup untuk puasa, lain lagi dengan Syihab. Anak yang 1 ini memang benar-benar belum mengerti apa itu puasa.
Bangun sahur susah, makan sahur kadang-kadang saja, belum azan zhuhur sudah minum, ga pake bilang-bilang dulu. Yang bikin gemes adalah dia suka menggoda Saif, nawarin minum, makanan dan kue-kue, bahkan pernah suatu hari dia maksa Saif untuk minum atau makan ( lupa ) sesuatu, , saigf menolak, Syihab marah, maka dikejarnyalah Saif, Subhanallah sampe kejar-kejaran dan Saif jadi teriak-teriak ketakutan.

Tapi dia mau ngga bawa makanan dan minuman ke sekolah ( awalnya sih tetp bawa juga siiiih ), karena gurunya melarang murid-muridnya untuk membawa bekal selama bulan Ramadhan. Alhamdulillah 


Puasa Ramadhan Pertama Saif

Alhamdulillah , bulan Ramadhan kemaren qadharullah Saif bisa ikut puasa. Hanya 3 hari pertama yang puasanya ngga full sampe maghrib, mungkin karena masih penyesuaian. Hari berikutnya sudah ngga ada masalah lagi, bangun sahurnya bisa dibilang cukup mudah, makan sahurnya cukup lahap ( apalagi kalo lauknya sate, subhanallah ), trus selesai makan minum susu ( ngga sampai 200 ml ), sholat subuh, bobo lagi, n teruuus puasa sampe maghrib.
Meskipun sering digodain sama Syihab , alhamdulillah Saif ngga bergeming.
Tapi biasanya ba'da ashar minta jalan-jalan naik motor, sukanya minta beli kue-kue coklat ( asli choco mania ) buat ifhtar, tapi ngga setiap hari juga.
Kalo tarawih juga selalu ikut, meskipun tampak pengen cepat-cepat selesai, tapi tetap mau ikut.

Awalnya sih lucu pas dijelaskan tentang puasa 


Mama : " besok Saif puasa ya..."
Saif : " iya " ( padahal belum mengerti seperti apa yang namanya puasa itu )
Mama : " puasa itu ngga boleh makan, ngga boleh minum " ( ngga bisa panjang-panjang, malah ngga ngerti )
Saif :  " Oooooo....kalau  makan mie ? " ( dia kira cuma makan nasi yang ngga boleh )
Mama " ngga boleh juga "
Saif : " Kalau minum susu ?" ( dia fikir cuma minum air putih saja yang ngga boleh )
Mama : " ngga boleh juga "
Saif : "Ooooo begitu ya ? "
Mama : "iya "


Hari pertama sahurnya masih malas, pas disuruh makan, mau sih tapi dikit banget, ngga sempat sholat subuh sudah tidur lagi. Jam 9 an pagi  minta minum, ku coba membujuk, akhirnya jam 11 sudah ngg tahan lagi. Ya sudah, buka aja lah, tapi sambil menjelaskan kalau besok puasa lagi.
Besoknya bangun sahurnya sudah mulai lebih mudah, makan sahurnya juga habis, meskipun belum terlalu bersemangat, alhamdulillah kuat sampai jam 1 siang.
Hari ke tiga, bangun sahurnya mudah, makannya semangat, puasanya sudah sampai jam 3 siang.
Dan hari ke empat sampe maghrib.Begitu hingga ramadhan usai.

Kalau anak-anak pada umumnya, kalau sudah masuk jam 1 siang mulai rewel, bilang haus lah, laparlah, tapi Saif tidak mengeluh seperti itu sejak hari ke 4 itu. Tampaknya dia menikmati saja rasa haus dan laparnya. Padahal sebelumnya kami cukup kuatir dan bingung, bagaimana caranya mengajari dia puasa. Kan dia baru mulai lancar bicara, kadang tidak mengerti dengan penjelasan kita, karena kosa kata yang dia kuasai masih sedikit dan bentuknya juga yang sederhana saja. Qadharullah....semua mudah. Laa hawla wala quwwata illa billahil'aliyyil 'azhiim

Kuku Panjang

tshirtcharity.com
Pagi itu ngajakin Junnah ke sekolah Saif n Syihab, karena belum bel masuk, jadinya anak-anak masih banyak yang bermain di halaman sekolah. 


Tak berapa lama ada seorang ibu yang mengantar anaknya, lalu ngobrollah kita. Saif pun mendekat, dan seperti biasa dia akan gelendotan sama ibu-ibu, beliau sih mau-mau aja, udah biasa barangkali. 


Kemudian Saif berkata : "Mama....kuku panjang...( sambil menunjukkan kuku ibu tersebut)potong kuku  ........ ", maunya sih komentar, tapi ngga enak sama beliau, beberapa kali Saif mengatakan hal itu, aku sih cuman bisa bilang  Oooooo dan Iya-iya saja. Benar-benar dilema.  Tapi sejurus kemudian ibu itu  berkata : " Kan ga sekolah lagi, jadi boleh kukunya panjang " . Haduuuuuh "ajaran sesat nih " dalam hati cuman berharap semoga Saif ngga mengerti maksud perkataan beliau. Sambil berfikir : apa demikian cara  beliau menjelaskan kepada anaknya, kalau menyuruh anaknya potong kuku ?

Jangan Makan Api

dmarie88.glogster.com
Malam itu ada beberapa orang yang sedang duduk-duduk di depan rumah,ngobrol sambil merokok.


Entah kenapa tiba-tiba Saif membuka pintu, lalu keluar. Tak lama kemudian terdengar Saif berkata kepada orang-orang tersebut : "Jangan makan api ya...."

Rabu, 19 Oktober 2011

Kidal

Syihab sepertinya memang kidal, semua hal ingin dia lakukan dengan tangan kiri, menulis juga lebih lihay bila menggunakan tangan kiri. Tapi ini bukan berarti makan dan minum juga bisa dengan tangan kiri ya..... Tetap harus dengan tangan kanan.


Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019) 

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020) 

Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan tangan kanan untuk makan maka tidak sepantasnya salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594)

Kalau untuk menulis atau menggambar boleh lah kalau mau pakai tangan kiri, toh ngga ada larangan kan..... atau perintah untuk menulis harus dengan tangan kanan ..... Allahu'alam

Doktrin

Tidak ada cara lain selain memberi doktrin kepada anak-anak kami , apalagi yang masih kecil-kecil ini. Doktrin tentang Allah, tidak banyak memang, tapi semoga ini merupakan langkah awal yang semakin lama semakin emantapka tauhid dalam diri anak-anak kami, hingga mereka menjadi hamba Allah yang ber iman dan bertaqwa. Aamiin.


Biasanya dilakukan di saat waktu makan.
Isi doktrinnya adalah:


" Siapa yang memberi ...( nama anak ) makan ? "  langsung kami sebutkan " Allah "
" Siapa yang memberi ... (nama anak ) minum ? "  langsung kami sebutkan " Allah "
 " Allah ada dimana ? "  langsung kami sebutkan " Allah ada di atas "

Dilain kesempatan kalimatnya di tambah dengan " " Siapa yang memberi ...( nama anak ) makan ? "  atau baju, pokoknya hal-hal sederhana yang mereka pahami saja.
Kemudian juga dikatakan kalau Allah Mendengar ( sebut nama anak ), Allah Melihat ( sebut nama anak ), dst. Tidak banyak , tapi mengenai sesuatu yang dekat denga mereka.

Pernah suatu kali Mama tanya ( sebelumnya sudah di doktrinkan  bahwa kalau ( anak ) sholat, mengaji, berdoa, sayang mama, abah, adek kaka , maka Allah akan sayang ) : Kalau Saif san Syihab ) sholat Allah akan  ....? " Saif bingung mau jawab apa, tapi Syihab dengan lantang berkata  " Cinta "

Masya Allah.



رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” 
(Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي

ROBBI AWZI’NI AN ASYKURO NI’MATAKALLATI AN ‘AMTA ‘ALAYYA. WA ‘ALA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY” 
(Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)


Ngga Ikut Drum Band

Salah satu ekskul di sekolah Saif adalah Drum Band. Menurut gurunya Saif sudah bisa mengikuti dengan baik, ( kalau syihab belum ), makanya mau dikiutkan dalam acara Pembukaan Audisi B***S*** di Paragon ( mall ).
Dengan sungguh-sunggu wali kelasnya memohon agar Saif di izinkan, karena selama ini Saif memang tidak kami izinkan ikut kegiatan apapu di luar lingkungan sekolahnya. Belum bisa memberi jawaban pasti, karena merasa tidak enak saja melihat beliau memohon sampai sebegitunya.  Tanya ke Abah saif dulu lah, karena kalau Abah bilang tidak boleh ya tidak boleh.

Akhirnya keputusan diambil sudah, Saif tidak di izinkan ikut kegiatan tersebut.
Tidak tega menyampaikan langsung , jadinya lewat sms saja, Alhamdulilah beliau tidak beraksi.

Lampu Mati

Lampu mati....tak berapa lama kemudian Saif dan Syihab datang, baru pulang sekolah.

Saif : " Kipasnya Ma " ( kipas angin maksudnya )

Mama : " Listiknya mati "
Syihab : Buru-buru memencet stop kontak " Ooooo lapmpunya mati ya.....tak papa, tunggu abah ya  "
Mama : ????????


Mungkin Syihab fikir listriknya rusak , jadi nunggu abah pulang, biar diperbaiki, hehe

Mama Sakit perut

Hari itu Mama sakit perut

Mama : Menunduk sambil memengangi perut.

Syihab : " Mama kenapa ?"
Mama : " Mama sakit perut "
Syihab : " Oooooo tak papa..... e'e dulu Ma "
Mama : ?????????

Teliti

Cerita bu guru.
Waktu itu bu guru megoreksi pekerjaan Saif, tapi rupanya beliau keliru, seharusnya di centang, tapi malah di lingkari ( atau sebaliknya , lupa ). Saat Saif melihat hal tersebut, langsung Saif protes,  dia bilang kalau bu guru salah. Bu guru sampai tersipu  ( katanya ), lebih teliti Saif dari bu guru. Masya Allah.

Saif Jadi Imam Sholat

Masya Allah....sampai kaget saat bu guru cerita kalau Saif selalu menjadi imam sholat untk teman-temannya saat kegiatan praktek sholat di sekolahnya.  Kalau waktunya tiba Saif akan lebih dulu menggelar sajadah di depan dan menunggu teman-temannya. Kata bu guru cara sholatnya paling bagus, teman-temannya masih belum bisa bagaimana cara duduk ( ngga jelas duduk yang mana maksudnya ), tapi Saif sudah tau. Ahamdulillah. Laa quwwata illa billah.

Sekitar 8 atau 9 bulan terakhir , Saif dan Syihab memnag sudah mulai di inteifkan sholatnya. awalnya dengan daftar  yang di tempel di dinding kamar, yang diberi bintang-bintang ( soalnya mereka suka gambar bintang ), bila sholatnya bagus, dapat bintang 5 buah, bila kurang bagus, maka bintangnya juga berkurang. Tapi itu tidak sampai 1 bulan, karena mereka tampak sudah "ringan" saja saat diajak sholat, akhirnya tidak pakai bintang-bintang lagi.

Maunya sih Saif ikut ke mesjid, insya Allah sudah bisa dan tidak mengganggu lagi, tapi karena Syihab masih susah di beri pengertian ( kalau Saif ke mesjid, maka Syihab "harus" ikut juga, padahal Syihab sholatnya masih main-main, kadang lari-lari, ketawa-ketawa dll ), makanya "ditunda" dulu.